Palembang, Humas Sumsel.
Kantor Wilayah (Kanwil) Kemenag Sumsel menggelar kegiatan Dialog Lintas Agama Terkait Pemeliharaan dan Penguatan Kerukunan Umat Beragama di Hotel Beston Palembang, 29-31 Maret 2021. Kegiatan ini diikuti 60 peserta se-Sumsel dan dibuka Kakanwil Kemenag Sumsel Dr. Drs. H. Mukhlisuddin SH, MA.
Kepala Bagian Tata Usaha Kanwil Kemenag Sumsel H. Abadil S.Ag, M.Si dalam laporannya menjelaskan, kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan pemahaman tentang pentingnya membangun dialog antar umat beragama. Juga untuk menambah wawasan dan pengetahuan terkait moderasi beragama serta menunjang terciptanya stabilitas keamanan, kebersamaan, dan menjaga keutuhan NKRI.
“Kegiatan ini diikuti 60 orang yang terdiri dari pengurus FKUB (Forum Kerukunan Umat Beragama-red) kabupaten/kota se-Sumsel sebanyak 40 orang dan utusan majelis atau organisasi kemasyarakatan (Ormas) sebanyak 20 orang. Adapun narasumber yang kita datangkan berasal dari Kanwil Kemenag Sumsel, FKUB Sumsel, Tokoh Agama Katolik, Polda Sumsel, Kodam II Sriwijaya, dan Kesbangpol Sumsel,” jelas Abadil.
Kakanwil Kemenag Sumsel Dr. Drs. H. Mukhlisuddin SH, MA dalam arahannya menjelaskan, kerukunan umat beragama merupakan bagian penting dari kerukunan nasional dan prasyarat bagi terlaksananya pembangunan. Itu artinya, stabilitas keamanan dan ketenteraman bangsa Indonesia serta pelaksanaan pembangunan nasional akan terganggu bila terjadi ketidakrukunan umat beragama.
“Kerukunan merupakan konsen kita bersama. Tidak ada agama yang mengajarkan untuk membenci agama yang lain. Negara menjamin setiap pemeluk agama untuk beribadah sesuai dengan agama dan kepercayaannya masing-masing,” tegas Mukhlisuddin.
Menurut Mukhlisuddin, secara umum kondisi kerukunan umat beragama di Indonesia cukup baik. Meski begitu, potensi ketidakrukunan tetap ada. “Kita perlu bersyukur walaupun beberapa tahun belakangan kita dihadapkan dengan isu-isu konflik keagamaan, tetapi bisa kita hadapi dengan baik. Hal ini karena kita masih memiliki faktor yang merukunkan antar umat beragama, salah satunya adalah dengan adanya kearifan lokal yang ada di Sumsel,” jelas Mukhlisuddin.
Mukhlisuddin berharap, FKUB, organisasi kemasyarakatan, dan tokoh lintas agama dapat ikut berperan serta dalam menjaga dan meningkatkan kualitas kerukunan umat beragama di Sumsel. “Mari kita ambil manfaat dari kegiatan ini untuk terus menambah wawasan dan menyatukan langkah kita untuk menjaga Sumsel tetap rukun, damai, dan kondusif,” ajak Mukhlisuddin. (quds/idrus)