Praktik Tari Setabik oleh Siswa-Siswi MTsN 3 Muba

Bumiayu, Humas

Guru Mata Pelajaran Seni Budaya, Apri Susanti, S.Pd lakukan Praktik Pengambilan Nilai Tari Stabek untuk siswa/i kelas VIII yang dilaksanakan didalam kelas.  Pada Rabu (9/3).

Praktik Tari Stabek dilakukan perkelompok, setiap kelompok terdiri dari 8 orang yakni, 5 orang putri sebagai penari dan 3 orang putra sebagai pengawal. Kriteria penilaian yaitu, Kerapian (wirupa) Tekstur (wiraga), Gelap Terang (Wirama), Warna (Wirasa).

Tari setabik atau Tari Setabek adalah tari tradisional yang berasal dari Kabupaten Musi Banyuasin. Tari Setabik biasanya ditampilkan kepada tamu-tamu kehormatan yang berkunjung ke wilayah Kabupaten Musi Banyuasin. Tari Setabik merupakan suatu bentuk penyambutan terhadap tamu.

Filosofi penyambutan dari tari ini dapat ditemukan pada salah satu gerakan seorang penari yang menyuguhkan tamu undangan untuk mencicipi kapur sirih. Penyajian kapur sirih sebagai bentuk penghormatan kepada tamu merupakan ciri kebudayaan Melayu pada umumnya. Tari-tari yang berasal dari tanah Melayu biasanya terdapat koreografi menyuguhkan kapur sirih. Setabik secara terminologi berasal dari bahasa Melayu tabik yang berarti hormat atau memberi penghormatan. Terdapat satu gerakan khas dari tari setabik yang tidak ditemukan pada tari-tari lainnya, yaitu gerakan tabik. Gerakan tabik adalah gerakan tangan kanan membentang di samping pelipis kanan seperti sedang memberikan penghormatan.

“Diharapakan kepada para siswa-siswi yang mengikuti praktik ini, mereka tidak hanya mengejar nilai semata tapi lebih dari itu yakni dapat memahami makna tari setabik, karna tari ini adalah tari khas dari daerah kita (Muba)” pungkas Apri.